Manusia dan Harapan
A.
Pengertian Kepercayaan Diri
Dalam bahasa gaul harian, pede yang kita maksudkan adalah percaya
diri. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada
orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan
wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang
kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan, dan lain-lain. Ada
juga orang yang merasa belum pede dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa
yang ditekuninya. Ada juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika
menghadapi situasi atau keadaan tertentu. Berdasarkan praktek hidup, kita bisa
mengatakan bahwa yang terakhir itu normal dalam arti dialami oleh semua
manusia.
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Percaya diri adalah kondisi mental
atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk
berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki
konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering
menutup diri.
Ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
- Self-concept, adalah bagaimana Anda menyimpulkan diri anda
secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara
keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
- Self-esteem, yaitu sejauhmana Anda punya perasaan positif
terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan
bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauhmana Anda meyakini adanya
sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
- Self efficacy, ialah sejauh mana Anda punya keyakinan atas
kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani
persoalan dengan hasil yang bagus. Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Pada hal
yang lain juga sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda
dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific
self-efficacy.
- Self-confidence, sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap
penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan
adanya “kepantasan” untuk berhasil. Hal ini juga merupakan perpaduan
antara self esteem dan self afficiacy, dimana kita menilai diri kita
sebagai sesuatu yang bermartabat, memiliki kelebihan dan mampu untuk
memberdayakannya sehingga dapat mencapai hasil yang sukses.
Berdasarkan itu semua, kita
juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kondisi
mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi
keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya
untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
Ketika ini dikaitkan dengan
praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah
kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :
1.
Tidak memiliki sesuatu
(keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.
2.
Tidak memiliki
keputusan melangkah yang decissive (ngambang).
3.
Mudah frustasi atau
give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan.
4.
Kurang termotivasi
untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
5.
Sering gagal dalam
menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
6.
Canggung dalam
menghadapi orang.
7.
Tidak bisa
mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang
meyakinkan.
8.
Sering memiliki
harapan yang tidak realistis.
9.
Terlalu perfeksionis.
10.
Terlalu sensitif
(perasa).
Sebaliknya, orang yang
kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap
kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang
yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang
yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.
B.
Kepercayaan
Diri
Pada dasarnya manusia
diciptakan sempurna, tinggal bagaimana kita mengartikan kesempurnaan itu,
manusia memiliki akal sehat berupa akal pikir dan hati nurani yang dimana
digunakan manusia sebagai bekal atu patokan kemasa-masa yang akan dilaluinya.
Manusia pada dasarnya
memiliki rasa disini manusia dapat merasakan segala hal dalam perasaanna
dikehidupan sehari-hari. Terutama rasa kepercayaan diri sendiri. Kepercayaan
diri sendiri disini dapat diartikan bahwa manusia dapat mempercayai sesuatu
atau hal melalui hati dan pemikirannya. Ia dapat menentukan berbagai aspek yang
akan dilaluinya dengan cara percaya terhadap dirinya sendiri untuk pasti
mengambil keputusan.
Pada hakikatnya, manusia
memiliki rasa yang luar biasa terhadap orang lain maupun dirinya sendiri dan
melalui kepercayaan itu sendiri. Ia mampu menyusun kehidupannya sendiri, asala
ada penggarahan yang sesuai kodrat kehidupan dan dibarengi oleh jalan pemikiran
yang logis dan keputusan hati yang mantap yang biasanya keputusan diambil dari
kepercayaannya sendiri.
Setiap manusia di dunia ini
pasti memiliki masalah masing-masing yang berbeda. Antara satu dengan yang
lainnya tidaklah sama. Tiap manusia pasti merasa bahwa hanya merekalah makhluk
yang paling malang dan sial karena masalah yang mereka alami begitu berat.
Tidak semua yang kita
rasakan ialah yang terburuk dari pada orang lain. Bersyukurlah dengan segala
sesuatu yang masih kita miliki karena belum tentu orang lain juga memilikinya.
Serta percaya bahwa Allah selalu memberikan jalan yang terbaik bagi hamba-Nya
atas tiap-tiap masalahnya. Allah tidak akan memberikan suatu cobaan kepada
hamba-Nya diluar batas kemampuan hamba-Nya. Maka dari itu sudah sepantasnya
kita memiliki semangat yang tinggi untuk mengatasi setiap masalah yang datang
dalam kehidupan kita yang datang silih berganti. Percaya dan yakin bahwa
masalah tersebut pasti ada jalan keluarnya. tentunya dengan melakukan berbagai
usaha agar masalah tersebut terselesaikan.
Namun apabila masalah
tersebut belum juga terselesaikan, maka janganlah berputus asa. Karena
sejatinya setiap masalah pasti mempunyai jalan keluar. Ada awal pasti ada
akhir. Ada hulu pasti ada hilir. Hanya jalan dan waktu saja yang akan
membuktikan keduanya.
Maka dari itu apabila kita
mendapatkan suatu masalah, hendaklah kita selesaikan dengan penuh semangat dan
kesabaran. Agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Namun jika
masalah tersebut telah terselesaikan, jangan jadikan hal tersebut sebagai
sesuatu yang telah lalu. Tetapi jadikanlah hal tersebut sebagai sebuah
pengalaman yang berharga. Jadikanlah pengalaman tersebut sebuah pembelajaran
yang membuat pribadi kita menjadi lebih baim lagi. Serta apabila kita bertemu
dengan masalah yang lebih sulit lagi dari sebelumnya, janganlah langsung
berputus asa. Berusahalah untuk menyelesaikannya. karena dengan semangat
tersebut akan tercipta pribadi yang akan lebih baim pada diri kita.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar