marquee

keindahan senja di ujung hari

sunset

senja adalah saat dimana mentari meninggalkan bumi dengan menyisakan keindahan di ujung hari-harinya

Tugas Kelompok ISBD (Rangkuman)


ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Sasaran Perhatian Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Berbagai kenyataan secara bersama-sama merupakan masalah sosial
Manusia dalam bermasyarakat selalu berinteraksi dengan manusia lain sebagai komunitas dari suatu lingkungan tertentu. Dalam lingkup sosial terdapat beragam budaya, adat, kebiasaan, dan berbagai aturan yang tidak mengikat. Hal tersebut terpicu dari keanekaragam manusia yang memiliki beragam sifat dan keinginan pula. Tidak mengherankan jika dalam suatu masyarakat sering terjadi beberapa perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan permasalahan.
Masalah yang timbul dari keanekaragaman tersebut merupakan masalah sosial yang acap kali terjadi karena beberapa sumber. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Tanpa mengesampingkan beberapa lembaga tersebut kita sebagai manusia, khususnya manusia Indonesia harus mengedepankan unsur kebijaksanaan, tenggang rasa, dan rasa saling menghormati.


Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain; faktor ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis.

Faktor Ekonomi
Kesenjangan ekonomi yang mencolok dapat mengakibatkan kecemburuan sosial, iri hati, dengki dan pada kadar kecemburuan yang tinggi dapat rasa saling membenci satu sama lain.
Sebagai contoh satu sisi kita berharap memberi sedekah adalah sebuah amal kebajikan yang bisa mendapatkan pahala, namun di sisi lain peminta-minta dengan badan yang tegap selalu datang ke rumah tiap dua minggu sekali. Dari rasa kejadian tersebut kita sering kali tidak secara ikhlas memberikan sedekah kepada mereka, dikarenakan kita sebetulnya merasa iri dengan mereka yang masih sehat seperti halnya kita tapi mengapa mereka harus meminta-minta. Pada saat tersebut kita berpaling dan berfikir mengapa mereka tidak berusaha seperti kita untuk mencari rizki bukan dari meminta-minta.

Faktor Budaya
Faktor budaya dalam keluarga. Perceraian dapat menjadi sebuah masalah sosial dikarenakan sepasang suami-istri berbeda dalam budaya. Budaya bukan berarti hanya sebuah kesenian. Budaya dalam keluarga lebih condong pada aturan dan tingkah laku masing-masing individu dalam sebuah keluarga baik pihak laki-laki atau perempuan. Kebiasaan laki-laki semasa muda yang kurang disukai oleh istri terkadang terbawa hingga menikah, begitupun sebaliknya. Jika hal tersebut kurang dikomunikasikan antar keduanya maka dapat menimbulkan perbedaan pandangan dalam keluarga yang berujung pada perpisahan.
Jika terjadi perceraian, anak akan menjadi korban dan sering kali anak dari korban perceraian orang tuanya mudah sekali terjangkit penyakit "kenakalan remaja" hal ini karena perhatian dari orang tua yang tidak seimbang. Kasih sayang yang terputus mengakibatkan pikiran anak menjadi lepas kendali, sebagai pelarian anak cenderung akan bergaul dengan orang-orang yang bebas.

Faktor Biologis
Setiap manusia memiliki hasrat seksual sebagai rahmat. Hasrat seksual biasanya disalurkan melalui media "resmi" yang merupakan kesepakatan kita sebagai manusia dalam ikatan pernikahan. Namun ada sebagian manusia yang menyalurkan hasratnya di luar jalur resmi. Praktek penyaluran hasrat seks tidak resmi ini menimbulkan masalah sosial dan kesehatan di antara kita. Hal ini bisa menular tanpa diketahui siapa sumber pertamanya. Penyakit ini biasa dikenal sebagai penyakit menular seksual, merupakan masalah kita bersama, walaupun hal ini sebenarnya disebabkan segelintir individu.



Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Namun pengertian itu semakin meluas. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui, transfusi darah terkontaminasi, yang artinya tanpa behubungan seksual.

Faktor Psikologis
Suatu beban pikiran berat yang menghinggapi manusia terkadang menjadi sebuah penyakit yang berujung pada gangguan kejiwaan. Dalam hal lain dapat pula orang menjadi berandai-andai ada pula yang menyatakan diri dalam sebuah komunitas sebagai pengikut aliran-aliran dalam keagamaan tertentu yang dinilai sesat karena dinyatakan telah keluar dari aturan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemicunya sering kali karena rasa frustasi dan kurangnya pemenuhan setiap angan-angan dari seseorang sehingga mudah diinduksi oleh hal-hal yang bersifat instan. Atas dasar tersebut banyak mereka-mereka yang memanfaatkan orang ini menjadi obyek perluasan aliran-aliran sesat dengan iming-iming dan janji-janji manis seperti jaminan surga tanpa harus mengabdikan diri pada rabb-nya.

Dari beberapa gambaran di atas dapatlah kita menyiasati beberapa masalah sosial yang timbul.
Kepedulian kita kepada sesama, saling berbagi dapat mengurangi rasa iri dan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi.
Kebiasaan dalam sehari-hari disesuaikan dengan norma dan aturan yang semestinya agar keselarasan dalam berkeluarga dapat terjalin.
Kesetiaan pada pasangan dan perilaku hidup sehat.
Mensyukuri pemberian dan nikmat Tuhan menyadarkan kita akan keadilan Sang Pencipta yang selalu memberikan yang terbaik bagi ummatnya.

Keanekaragaman golongan dapat menimbulkan pertentangan
Munculnya suatu kesatuan dan golongan tertentu yang memiliki visi berbeda-beda menyebabkan masing-masing golongan mengunggulkan dirinya dan merendahkan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena masing-masing ingin mendapatkan tempat di suatu komunitas masyarakat.
Bagi setiap masyarakat yang sudah tergabung di dalamnya, pada umumnya juga karena memang memiliki tujuan dan tujuan tersebut cenderung pada pemenuhan kebutuhan akan keinginannya. Setiap komunitas memiliki aturan dan tata cara tertentu yang dapat menuntut kepada pengikutnya untuk melaksanakan aturan tersebut. Sering kali aturan tersebut justru bertentangan dengan aturan resmi yang telah lebih dulu ada.

Manusia dan Keindahan
"Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan rasa yang timbul jika melihat atau memandang sesuatu yang menakjubkan dan mengesankan bila dipandang mata. Keindahan juga timbul dari dalam perasaan kita jika menyebut asma Allah. Kebesaran Allah tidak terbandingkan dengan keindahan manapun apalagi yang ada di dunia yang fana ini.
Manusia sebagai makhluk Allah selalu pandai dalam bersyukur. Keindahan yang dimiliki manusia tidak dapat dimiliki oleh makhluk hidup lainnya ciptaan Allah. Keindahan manusia kadang kala membuat manusia lupa dan sombong akan keindahan yang dimilikinya. Sesungguhnya seluruh keindahan yang ada didunia dan khususnya manusia itu semua milik Allah dan tidak ada seorang pun yang mampu mencegah dan menandingi keindahan dan kebesaran Allah.
Manusia tidak boleh sombong akan keindahan yang dimilikinya,jika itu terjadi maka Allah pun akan murka kepadanya dengan mengambil semua nikmat dan harapan yang dimiliki manusia. Maka berpandai-pandailah kita dalam bersyukur dan selalu menyebut asma Allah agar kita selalu ingat dan taat kepada Allah"

Kontemplasi dan Ekstansi
"Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan tetjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan tethadap keindahan karya seni juga berheda-beda"

Kontemplasi
Manusia diciptakan sebuah akan untuk dapat berfikir. Daya imajinasi tiap manusia berbeda. Keragaman situasi terkadang membuat orang menjadi jenuh atau sebaliknya justru menjadikan seseorang menjadi bahagia. Bahagia karena sesuatu hal yang menyenangkan dan jenuh mungkin karena hal yang tidak menggembirakan. Untuk mendapatkan kesenangan dan kegembiraan manusia diharapkan bisa menciptakan sesuatu yang indah. Sesuatu yang dapat dinikmati. Keindahan yang kita tangkap belum tentu memiliki persepsi yang sama bagi orang lain yang memandangnya. Keindahan dalam kehidupan diantaranya adalah keserasian dalam hidup berdampingan dapat menimbulkan keindahan dalam bermasyarakat. Keharmonisan dalam bergaul dapat menjadikan suatu komunitas terlihat rukun.
Keindahan dalam sebuah seni seperti halnya seorang pelukis yang menggambar sebuah pemandangan. Ia berimajinasi sebuah pemandangan yang indah, yang setiap orang dapat menikmatinya. Paduan warna dan keseimbangan gambar pada porsinya mampu membuat penikmat lukisan menangkap suatu keindahan di dalamnya.

Eksistensi
Bagaimana kita mempertahankan sebuah keindahan yang tercipta dengan selalu menambahkan nilai yang positif dan berusaha untuk mengurangi nilai yang negatif. Eksistensi manusia di dunia diliputi oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan. Artinya bahwa, kita tidak hanya sebagai penikmat suatu keindahan tapi kita juga harus mampu menciptakan sebuah keindahan.
Keragaman budaya yang ada di masyarakat bukan hanya diyakini menjadi sebuah kebanggaan, namun kita harus mampu menjadikan keragaman tersebut sebagai pemersatu dan saling melengkapi dalam kehidupan bermasyarakat.


Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar